KECERDASAN MAJEMUK (MULTIPLE INTELLIGENCES)
- PENDAHULUAN
|
Ada
berbagai cara untuk mengidentifikasi kecerdasan majemuk anak. Anda bisa datang
ke psikolog dan minta untuk dilakukan tes terhadapnya. Masalahnya tes yang
dilakukan umumnya berupa pertanyaan verbal dengan kunci jawaban yang standar.
Hal ini bisa menjadi masalah jika si anak tidak mengerti benar pertanyaan yang
diajukan karena berbagai alasan, misalnya perbedaan bahasa atau istilah yang
digunakan, kondisi anak pada saat tes dilakukan (capek, ngantuk, marah) atau
hambatan lain seperti spektrum autisme.
Untuk
mengatasi masalah tersebut, cara lain untuk mengukur kecerdasan majemuk anak
adalah dengan melakukan tes sidik jari. Berbagai hasil riset dari para ahli dermatoglyphics
(ilmu yang mempelajari pola kulit) menunjukkan bahwa sidik jari berhubungan
erat dengan perkembangan sistem syaraf seseorang. Hasil tes sidik jari ini
dipercaya jauh lebih akurat daripada tes verbal.
Cara
termudah (dan temurah) adalah dengan melakukan pengamatan sendiri terhadap anak
Anda. Berhati-hatilah dalam melakukan pengamatan. Anak anda mungkin mendapat
nilai jelek dan tidak suka pada pelajaran matematika, namun sebenarnya dia
memiliki tingkat kecerdasan logika matematika yang tinggi. Nilai jelek hanya
karena dia tidak suka dan tidak mengerti cara mengajar sang guru matematika.
Dalam
pembahasan berikut, diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan Definisi kecerdasan
majemuk, Jenis-jenis kecerdasan majemuk, Kecerdasan majemuk dan pengembangan
diri.
- II. PENYAJIAN
A.
Pengertian Kecerdasan Majemuk
Kecerdasan
(inteligensi) secara umum didefinisikan pada 2 bagian yakni :pertama
kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk
pengetahuan dan kesadaran, kedua sebagai kemampuan untuk memproses informasi
sehingga masalah-masalah yang kita hadapi dapat dipecahkan (problem solved) dan
dengan demikian pengetahuan bertambah. Jadi mudah dipahami bahwa kecerdasan
adalah pemandu bagi kita untuk mencapai sasaran-sasaran kita secara efektif dan
efisien. Dengan kata lain, orang yang lebih cerdas, akan mampu memilih strategi
pencapaian sasaran yang lebih baik dari orang yang kurang cerdas. Artinya orang
yang cerdas mestinya lebih sukses dari orang yang kurang cerdas. Prinsip
utama teori multiple intelligence adalah :
–
Setiap anak memiliki semua jenis kecerdasan majemuk
–
Anak pada umumnya dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat
penguasaan yang memadai
–
Kecerdasan-kecerdasan ini pada umumnya bekerjasama dengan cara yang kompleks
–
Ada banyak cara untuk menjadi cerdas
Teori
kecerdasan majemuk adalah validasi tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu
adalah penting. Pemakaiannya dalam pendidikan sanagt tergantung pada
pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap atau bebagai cara siswa
belajar, disamping pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap minat
dan bakat masing-masing pembelajar. Teori kecerdasan majemuk bukan hanya
mengakui perbedaan individual ini untuk tujuan-tujuan praktis, seperti
pengajaran dan penilaian, tetapi juga menganggap serta menerimanya sebagai
sesuatu yang normal, wajar, bahkan menarik dan sanagt berharga.
Howard
Gardner, yang namanya sinonimnya dengan teori kecerdasan majemuk ini,
mengisyaratkan, bahwa mungkin ada lebih banyak lagi kecerdasan daripada delapan
kecerdasan yang telah didefinisikannya, khususnya dalam budaya-budaya lainnya.
Denagn demikian, daftar kecerdasan majemuk dapat disusun ulang dan ditambahkan.
Tujuan rill membuat dan meyusun suatu daftar juga adalah “untuk mengakan
kemajemukan kecerdasan” (Gardner,1993). Tidak menjadi soal, apakah ada jenis
kecerdasan lebih banyak atau tidak, kedelapan kecerdasan yang ditawarkan oleh
Gardner kepada kita adalah langkah raksasa menuju suatu titik dimana individu
dihargai dan keragaman dibudidayakan.
B.
Jenis-Jenis Kecerdasan Majemuk Menurut Howard Gardner
Pada
tahun 1980an, seorang psikolog dari Universitas Harvard bernama Howard Gardner
mengubah pendapat itu dengan menyatakan bahwa kecerdasan tidak bersifat
tunggal. Kecerdasan ada beraneka ragam. Dan setiap orang, termasuk anak-anak,
memiliki karakteristik kecerdasan yang berbeda-beda.
Ada
8 jenis kecerdasan menurut Gardner :
1.
Kecerdasan Linguistik
kemampuan
untuk menggunakan bahasa untuk mendeskripsikan kejadian, membangun kepercayaan
dan kedekatan, mengembangkan argumen logika dan retorika, atau mengungkapkan
ekspresi dan metafora. Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan
linguistik adalah wartawan dan reporter, tenaga penjual, penyair, copywriter,
penulis dan pengacara.
2.
Kecerdasan Logika-Matematika
kemampuan
menggunakan angka-angka untuk menghitung dan mendeskripsikan sesuatu,
menggunakan konsep matematis, menganalisa berbagai permasalahan secara logis,
menerapkan matematika pada kehidupan sehari-hari, peka terhadap pola tertentu,
serta menelaah berbagai permasalahan secara ilmiah. Beberapa jenis
pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan logika matematika adalah : akuntan, ahli
statistik, insinyur, penemu, pedagang, dan pembuat program komputer
3.
Kecerdasan Musikal
kemampuan
untuk mengerti dan mengembangkan teknik musikal, merespon terhadap musik,
menggunakan musik sebagai sarana untuk berkomunikasi, menginterpretasikan
bentuk dan ide musikal, dan menciptakan pertunjukan dan komposisi yang
ekspresif. Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan musikal adalah
guru musik, pembuat instrumen atau alat musik, pemain band atau konduktor, DJ,
kritikus musik, kolektor musik, pencipta lagu atau penyanyi.
4.
Kecerdasan Spasial
kemampuan
untuk mengenali pola ruang secara akurat, menginterpretasikan ide grafis dan
spasial serta menerjemahkan pola ruang secara tepat. Beberapa jenis pekerjaan
yang membutuhkan kecerdasan spasial adalah photographer, decorator ruang,
perancang busana, arsitek, pembuat film.
5.
Kecerdasan Kinestetik (Bodily-Kinesthetic )
kemampuan
untuk menggunakan seluruh atau sebagian dari tubuh untuk melakukan sesuatu,
membangun kedekatan untuk mengkonsolidasikan dan meyakinkan serta mendukung
orang lain, dan menggunakannya untuk menciptakan bentuk ekspresi baru. Beberapa
jenis pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan ini adalah mekanik, pelatih,
pengrajin, atlet, aktor, penari atau koreografer.
6.
Kecerdasan Interpersonal
kemampuan
untuk mengorganisasikan orang lain dan mengkomunikasikan secara jelas apa yang
perlu dilakukan, berempati kepada orang lain, membedakan dan
menginterpretasikan berbagai jenis komunikasi dengan orang lain, dan memahami
intensi, hasrat, dan motivasi orang lain. Beberapa jenis pekerjaan yang
menggunakan kecerdasan interpersonal adalah manajer, politisi, pekerja sosial,
pemimpin, psikolog, guru atau konsultan.
7.
Kecerdasan Intrapersonal
Kemampuan
untuk menilai kekuatan kelemahan, bakat, ketertarikan diri sendiri serta
menggunakannya untuk menentukan tujuan, menyusun dan mengembangkan konsep dan
teori berdasarkan pemeriksaan ke dalam diri sendiri, memahami perasaan,
intuisi, temperamen, dan menggunakannya untuk mengekspresikan pandangan
pribadi. Beberapa jenis pekerjaan yang menggunakan kecerdasan ini adalah
perencana, pemuka agama, atau ahli filosofi.
8.
Kecerdasan Naturalis
Kemampuan
untuk mengenali dan mengelompokkan dan menggambarkan berbagai macam
keistimewaan yang ada di lingkungannya. Beberapa pekerjaan yang membutuhkan
kecerdasan naturalis ini adalah ahli biologi atau ahli konservasi lingkungan.
Bagaimana
mengembangkan kecerdasan majemuk???
Sesungguhnya
setiap orang memiliki semua jenis kecerdasan majemuk tersebut, namun yang
membedakan antara yang satu dengan yang lain adalah setiap orang memiliki satu
atau lebih kecerdasan majemuk yang dominan, mungkin seorang anak ada yang
kecerdasan musikalnya yang dominan, mungkin juga kecerdasan logikanya, dan
sebagainya.
1.Kecerdasan
Interpersonal
Secara
umum, anak-anak dengan kecerdasan interpersonal tinggi akan dengan senang hati
mengikuti semua kelompok kegiatan di dalam dan luar sekolah serta mudah
berteman dimanapun ia berada. Anda dapat mendorongnya untuk menunjukkan perilaku
yang baik dalam berteman. Anda bisa menuliskan berbagai perilaku yang anda
ingin ia kembangkan. Namun ingatlah bahwa orang tua adalah contoh terdekat bagi
anak anda. Jika anda ingin mereka bersikap sopan, maka anda pun harus bersikap
yang sama, mereka akan mendengarkan anda jika anda juga mau mendengarkan
mereka.
2.
Kecerdasan Intrapersonal
Bantu
anak-anak untuk belajar menentukan tujuan. Dorong mereka untuk membuat daftar
hal-hal yang mereka inginkan atau ingin mereka lakukan lebih baik. Bantu mereka
untuk memilah-milah tujuan tersebut menjadi langkah-langkah kecil.
3.
Kecerdasan Logika-Matematika
Jika
mereka terus bertanya mengenai cara kerja suatu benda, jawablah pertanyaan
mereka dengan sabar dan dorong mereka untuk terus bertanya. Jika mereka ingin
melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, biarkan mereka mencobanya dahulu
dan berikan motivasi untuk melakukannya sampai selesai. Jika mereka melakukan
kesalahan, jelaskan dengan sabar dan jangan katakan bahwa anda sudah tahu bahwa
cara itu tidak akan berhasil. Dorong mereka untuk ikut dalam kegiatan yang
banyak membutuhkan kemampuan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis misalnya
klub catur atau klub robotik. Beberapa permainan yang bisa mengembangkan
kecerdasan ini adalah catur, puzzle, Halma, Stratego, Risk atau Sudoku.
4.
Kecerdasan Linguistik
Anak-anak
dengan tingkat kecerdasan linguistik tinggi gemar menulis, membaca dan
berbicara. Biarkan mereka berdiskusi mengenai buku atau sesuatu yang mereka
baca. Untuk memperkaya kosa kata mereka, berikan permainan seperti Boggle atau
Scrabble.
5.
Kecerdasan Visual Spasial
Berikan
kesempatan bagi anak-anak untuk mengembangkan imajinasi mereka melalui melukis,
menggambar, mewarnai, dan kegiatan sejenis. Kembangkan kreativitas mereka
dengan mendorong mereka untuk merancang pakaian atau bangunan. Beberapa
permainan yang mendukung kecerdasan visual spasial adalah LEGO dan Blokus.
6.
Kecerdasan Musikal
Dorong
anak anda untuk bergabung dengan kelompok paduan suara atau band di sekolah.
Miliki satu jenis alat musik di rumah dan daftarkan ia ke dalam kursus musik.
Perdengarkan berbagai jenis alat musik. Ajak mereka untuk mengarang lagu yang
sesuai dengan kegiatan mereka saat itu.
7.
Kecerdasan Kinestetik
Untuk
mengembangkan jenis kecerdasan ini, dorong mereka untuk bergabung dalam tim
olahraga di sekolah. Ajak mereka untuk melakukan kegiatan olah raga seperti
berenang. Daftarkan mereka ke dalam kelas tari
8.
Kecerdasan Naturalis
Untuk
mengembangkan jenis kecerdasan ini,dorong mereka untuk mencintai alam,mungkin
dengan mengajak mereka melakukan kegiatan tanam menanam ataupun mengenai
lingkungan alam sekitarnya.
Bagaimana
kecerdasan majemuk diterapkan pada sains???
Sains
mengadaptasi dengan baik strategi-strategi yang melibatkan kedelapan kecerdasan
tersebut. Setelah memutuskan suatu topik, guru dapat mengumpulkan aktivitas
yang menrapkan setiap kecerdasan dan memberi siswa kesempatan untuk memilih
sejumlah tertentu dari setiap kategori. Secara umum, berikut ini adalah
tipe-tipe dari aktivitas-aktivitas tersebut :
–
Menulis laporan (lingustik)
–
Melakukan eksperimen (logis-matematis)
–
Membuat model kerja ( spasial)
–
Menulis lagu (musikal)
–
Mengorganisasi presentasi drama (badani-kinestetik)
–
Bertanya kepada tiga orang (interpersonal)
–
Memutuskan apa yang mesti dipikirkan (intrapersonal)
Bagaimana
kecerdasan majemuk diterapakan pada seni???
“Gardner
mengatakan bahwa tak satupun diantara kecerdasan yang delapan itu secara inheren
berkaitan dengan seni atau bersifat artistik”
Namun
setiap kecerdasan dapat digunakan untuk menciptakan karya-karya seni yang
artistik. Elliot Eisner, profesor seni dan pendidikan di Universitas Stanford,
merasa bahwa teori kecerdasan majemuk menjustifikasi peran yang jauh lebih
banyak pada seni dalam kurikulum (fowler, 1989). Banyak yang mengatakan bahwa
kecerdasan spasial,musikal dan badani-kinestetik sebagaimana yang terungkap
dalam seni rupa, musik dan tarian adalah ungkapan dari semangat manusia yang
diperlukan oleh setiap orang untuk menjadi betul-betul terdidik baik. Sebagian
orang menyamakan seni dengan kemungkinan renaisans (kebangkitan kembali) moral.
Bagaimana
teori kecerdasan majemuk diterapkan pada yang berbakat???
Jika
penelitian membenarkan dan menguatkan teori kecerdasan majemuk,
implikasi-implikasinya pada pendidikan siswa yang berbakat adalah positif.
Seorang anak yang berbakat dalam satu atau lebih kecerdasan dapat ditunjang dan
diperkaya dalam ranah-ranah kekuatannya itu tanpa merasa frustrasi dianggap
sebagai berbakat dan ditempatkan dalam kelas-kelas dipercepat (terakselerasi)
melampaui anak-anak kebanyakan.
Teori
kecerdasan majemuk gardner juga dapat megantarkan atau menuntun kepada
kebijakan identifikasi kemampuan yang lebih luas daripada kebijakan yang hanya
didasarkan pada penyaringan IQ (yaitu kecerdasan lingustik dan logis-matematis
saja). Selanjutnya, ini dapat memasukkan siswa-siswa yang kecerdasannya yang
sangat tinggi kedalam wilayah-wilayah lainnya (Matthews,1988)
Bagaimana
kecerdasan majemuk diterapakan pada kemampuan khusus???
Anak-anak
yang mempunyai kemampuan khusus dapat ditawarkan pelibatan penuh dalam kelas
kecrdasan majemuk. Karena ada begitu banyak tersedia cara yang bagus untuk
diterapkan, maka anak-anak yang mungkin tidak atau kurang sukses di
lingkungan-lingkungan lainnya dapat dihargai karena kekuatan dan bakat nyata
mereka dan,dengan demikian mereka tumbuh dengan harga diri dan kepercayaan diri
yang tinggi.
Bagaimana
kecerdasan majemuk diterapakan pada pendidikan dini anak-anak???
Gardner
percaya bahwa sebagian kecerdasan mungkin dibatasi oleh waktu dan jika tidak
berkembang pada awal kehidupan seseorang boleh jadi hilang baginya. Stimulasi
atau perangsangan semua kecerdasan pada masa sedini mungkin dalam kehidupan
seseorang dapat menghasilkan tingkat kecerdasan yang lebih tinggi kecerdasan
yang lebih tinggi dalam kehidupan yang bersangkutan kelak (jhonson,1994).
Dapatkah
anda menggunakan lebih dari satu kecerdasan pada satu waktu???
Ya,
sesungguhnya, menurut Gardner , kita hampir tidak mungkin menggunakan beberapa
kecerdasan secara terpisah. Para aktor,misalnya, akan menggunakan sekelompok
kecerdasan : lingustik, badani-kinestetik, dn interpersonal. Lazimnya suatu
kecerdasan bekerja bersama-sama dengan kecerdasan lainnya. Pengembangan dan
perkembangan satu kecerdasan tak akan bercampur dengan dan mempengaruhi
pengembangan dan perkembangan kecrdasan lainnya, dan tidak ada pola kecerdasan
yang tidak cocok, dan sesuai.
Bagaimana
menstimulasi kecerdasan majemuk?
Kecerdasan
Verbal / Linguistik
Aktivitas
mandiri:
- Membuat sinopsis atau menulis ulang / menyadur suatu cerita, novel, atau buku-buku lainnya.
- Menulis artikel atau membuat rangkuman suatu artikel atau buku.
- Menulis respon terhadap suatu tulisan yang dimuat di media.
- Membuat dan menyajikan presentasi oral.
- Membuat catatan harian (diary).
Aktivitas
kelompok:
- Menceritakan kisah / membuat dramatisasi, bermain peran (role play).
- Lomba pidato / debat.
- Diskusi kelompok. Membaca laporan oral. Wawancara / simulasi.
Kecerdasan
Musikal / Ritmikal
Aktivitas
mandiri:
- Menceritakan kisah dalam lagu.
- Menciptakan nada / lagu untuk berbagai hal (misal: tentang binatang, hobi, dst.)
- Mendengarkan berbagai jenis musik, dan menilai bagaimana diri anda bereaksi dan membuat respon mood yang sesuai.
- Menyelipkan musik yang sesuai ketika sedang menceritakan kisah, atau membuat dramatisasi suatu peristiwa.
Aktivitas
kelompok:
- Menciptakan lagu, bernyanyi bersama.
- Bermain irama dan rima (lagu / puisi).
- Bermain menirukan / mengenal bunyi-bunyian di alam (mis: suara hewan, suara angin, dst).
- Bermain tepuk tangan (echo clapping).
- Menciptakan jembatan keledai (mnemonics).
- Bermain musik dalam kelompok, dengan variasi instrument.Bermain musik dalam berbagai jenis mood dan irama.
Kecerdasan
Logika / Matematika
Aktivitas
mandiri:
- Menyusun prosedur suatu hal dalam satu alur linear dan bertahap (mis: bagaimana urutan cara membuat kue?)
- Membuat tulisan argumentasi tentang suatu topik yang kontroversial / dapat dijadikan bahan debat, serta menulis materi argumentasi yang dapat dipertahankan.
- Membuat log book harian yang mencatat berbagai peristiwa yang berkaitan dengan diri anda, misalnya: kapan waktu-waktu produktif, berapa jam waktu kerja efisien, berapa tinggi tingkat energi atau tingkat kelelahan hari ini, hal-hal apa saja yang dialami hari ini yang mencetuskan stress atau yang menyenangkan.
- Membuat sekuens atau urutan dari berbagai pekerjaan / kegiatan yang sedang kita lakukan, sehingga aktivitas anda terorganisir dengan lebih efisien.
Mengembangkan
Kreatifitas dengan kecerdasan majemuk
Berkaitan
dengan kreativitas yang dimiliki anak, kita juga dapat mengembangkannya melalui
berbagai kecerdasan yang pada dasarnya dimiliki oleh setiap anak, diantaranya
yang berkaitan dengan kecerdasan jamak (multiple intelligences). Dr. Howard
Gardner merupakan pencetus teori Multiple Intelligence, yang terdiri dari 8
jenis kecerdasan yang meliputi:
- Kecerdasan verbal/linguistic Kecerdasan ini dapat diketahui melalui kegiatan bercakap-cakap, berdiskusi dan membaca serta kemampuan dalam menggunakan kata-kata secara efektif, lisan atau tulisan. Berbagai cara dalam menumbuhkan kecerdasan ini adalah dengan membaca, menulis, maupun bercerita.
- Kecerdasan visual-spatial Kecerdasan ini melibatkan kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ukuran, ataupun luas, seperti yang dilakukan dalam kegiatan melukis, menggambar, dll.
- Kecerdasan musik irama Yaitu kepekaan dalam mendengarkan suara, musik, dan suara lainnya.
- Kecerdasan kinestetik dan gerakan tubuh ( bodily – kinesthetic) Berkaitan dengan kepekaan dan keterampilan dalam mengontrol koordinasi gerakan tubuh melalui gerakan motorik kasar dan halus, seperti menggunakan alat-alat secara terampil, melompat, berlari, melakukan gerakan senam atau gerakan menari dll.
- Cerdas Matematika dan Logika Berkaitan dengan kepekaan dalam hitungan dan berpikir abstrak serta logis dan ilmiah.
- Cerdas Sosial Dapat ditunjukkan melalui kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, bekerja sama, serta segala sesuatu yang melibatkan hubungan dengan orang lain disekitarnya.
- Cerdas Diri Yaitu kepekaan dalam melakukan instrospeksi terhadap diri sendiri dan membandingkannya dengan kelemahan dan kekuatan orang lain.
- Kecerdasan naturalis Berkaitan dengan kepekaan dalam mengapresiasi alam dan lingkungan sekitar.
Tugas
kita, orangtua maupun guru sebagai pendidik adalah berusaha sebaik mungkin
untuk menemukan dan mengembangkan sebanyak mungkin kecerdasan yang dimiliki
oleh masing-masing anak yang dapat mendukung kemampuan kreativitasnya.
Kecerdasan
Majemuk Penentu Masa Depan Anak
Kecerdasan
majemuk (multi intelegence) terus menjadi topik yang tak habis-habisnya.
Teori dari penelitian panjang Howard Gardner itu, sejak dipublikasikan pada
tahun 1990-an itu terus mendapat sorotan. Bahkan terus dikembangkan yang konon
kini sudah mencapai sekitar 11 jenis kecerdasan yang dimiliki setiap manusia.
Sejauh
ini penerapannya dalam sistem pendidikan dan kehidupan keluarga juga terkesan
sekedarnya. Untuk yang di sistem pendidikan masalahnya jelas karena sulitnya
mengubah paradigma dan kebiasaan yang telah dianut. Sedangkan di dalam
pendidikan di rumah mulai banyak diterapkan sebagai alternatif. Umum diketahui
bahwa kecerdasan majemuk tidak mendapatkan apresiasi selayaknya disekolah. Di
lembaga pendidikan formal ini hanya dua-tiga jenis kecerdasan yang diakui
sebagai tolak ukur keberhasilan atau prestasi siswa. Khususnya kecerdasan yang
menyangkut bahasa, matematika dan logika. Sebagai orangtua masa kini, kita
sering kali menekankan agar anak berprestasi secara akademik di sekolah. Kita
ingin mereka menjadi juara kelas dengan harapan ketika dewasa bisa memasuki
perguruan tinggi bergengsi. Masyarakat pun mempunyai kepercayaan bahwa sukses
di sekolah adalah kunci kesuksesan hidup di masa depan.
Padahal,
kata penulis buku Anak Ajaib Andyda Meliala, kenyataanya tidak bisa
dipungkiri sangat sedikit orang-orang sangat sukses di dunia yang juara kelas
dimasa sekolah. Sebut Bill Gates (pemilik Microsoft) atau Tiger Wood
(Pemain Golf), beberapa dari ribuan orang yang dianggap tidak berhasil di
sekolah tetapi menjadi orang yang sangat berhasil dibidangnya.
Kandidat
doktor ini menyatakan pengembangan kecerdasan majemuk mutlak diperlukan untuk
menjamin masa depan anak. Sukses sekolah semata, kata dia tidak bisa jadi
gantungan. Karena itu ayah dan ibu harus berusaha maksimal menemukan dan
mengembangkan sebanyak mungkin kecerdasan yang dimiliki setiap anak.
Menurutnya
penelitian mutakhir mengenai seluk-beluk otak makin membukakan mata perihal
kecerdasan manusia. Bahwa ternyata, kecerdasan manusia tidak dapat disimpulkan
hanya dari IQ karena nilai tes kecerdasan, yaitu kecerdasan bahasa dan
kecerdasan matematika.
Ibarat
Tenda
Belakangan
ini, makin banyak penelitian menegaskan bahwa tinggi rendahnya nilai tes IQ
tidak bisa dipakai untuk meramalkan sukses seseorang ketika dewasa. Tes IQ
bukan mengukur kualitas yang dibutuhkan untuk sukses dalam pekerjaan, seperti
kemauan keras, percaya diri, motivasi maupun kecerdasan sosial.
Tes
juga tak mampu mengukur kinerja seseorang dalam menentukan prioritas, manajemen
waktu dan efisiensi. Juga kreatifitas dan intuisi yang merupakan hal utama
dalam ilmu pengetahuan dan seni. “Kreativitas sering melibatkan kemampuan
melihat sejumlah kemungkinan pemecahan atas satu masalah, sementara tes IQ
menharuskan pilihan tunggal”.
Pada
kenyataanya, walaupun nilai IQ seorang anak sangat tinggi, lanjut Andyda, tanpa
pengasuhan yang mendukung kecerdasan anak (kurang stimulus, masalah keluarga,
kurang tantangan, tanpa aturan yang jelas, kurang feedback, dan
lain-lain), membuat nilai IQ pada suatu waktu bisa mengalami penurunan.
Jadi,
kalau IQ ataupun prestasi akademik tidak bisa dipakai untuk meramalkan sukses
seorang anak di masa depan, lalu apa? Kemudian apa yang harus dilakukan orang
tua supaya anak-anak mempunyai persiapan cukup untuk masa depannya?
“Jawabannya
adalah prestasi dalam kecerdasan majemuk, bukan hanya prestasi akademik”,
tandas dokter lulusan UGM itu. Menurut ibu Anak Berbakat Indonesia 2004 itu
kemungkinan anak meraih sukses menjadi sangat besar jika anak dilatih untuk
meningkatkan kecerdasan yang punya berbagai sisi itu. Dia menambahkan membangun
seluruh kecerdasan anak ibarat membangun sebuah tenda yang mempunyai beberapa
tongakat sebagai penyangganya.
“Semakin
sama tinggi tongkat-tongkat penyangganya, semakin kokoh pulalah tenda itu
berdiri, ujar istri Edimon Ginting yang berkarir di IMF itu seraya berujar
untuk menjadi sungguh-sungguh cerdas berarti memiliki skor tinggi pada seluruh
jenis kecerdasan. Namun Andyda mengatakan sangat jarang seseorang memiliki
tingkatan yang tinggi di semua bidang kecerdasan.
Biasanya,
tuturnya orang yang benar-benar sukses memiliki kombinasi 4 atau 5 kecerdasan
yang menonjol. Dia mencontohkan Albert Einsten, terkenal jenius di bidang
sains, bermain biola dan matematika. Demikian pula Leonardo Da Vinci yang
memiliki kecerdasan luar biasa dalam bidang olah tubuh, seni, arsitektur,
matematika dan fisika.
Syaratkan
Keterlibatan Orangtua
Penelitian
menunjukkan bahwa faktor genetik saja tidak cukup bagi seseorang untuk
mengembangkan kecerdasanya secara maksimal. Justru peran orangtua dalam
memberikan latihan-latuhan dan leingkungan yang mendukung jauh lebih penting
dalam menentukan perkembangan kecerdasan seorang anak. “Para orangtua harus
bisa menemukan bakat anak melalui kecerdasan majemuk, khususnya pada masa
emas. Jumlahnya yang mencapai 9 jenis itu adalah, kecerdasan verbal-bahasa,
matematika-logika, visual spasial (imajinasi), musik, interpersonal (bergaul),
intrapersonal (cerdas diri), fisik, lingkungan dan spiritual,” jelasnya.
Masa
emas yang dimaksudkan, tambah ibu dua putra yang kini bermukim di Maryland, As,
itu adalah sejak anak lahir sampai 6 tahun dimana pada usia-usia tersebut
sel-sel syaraf otak mereka terbentuk sebesar 80%. Sementara potensi kemampuan
anak berkembang 50% dalam enam tahun pertama tersebut.
Keterlibatan
para orang tua secara aktif dalam mengasah mental dan stimulus si anak secara
tepat sangat diperlukan mengingat mereka adalah orang yang setiap hari bersama
si anak. “Orangtua harus bersikap proaktif dan bukannya reaktif dalam
mempelajari, mengantisipasi dan me-review aktifitas yang sudah
dilakuakan anak-anak mereka”. Aktifitas tersebut, lanjut Andyda, diharapkan
menjadi suatu hal yang menyenangkan. Aspek menyenangkan penting, ujar perempuan
Batak kelahiran Yogya pada 1967 itu, karena ketika si anak merasa enjoy
dalam melakukan aktivitasnya maka otaknya akan berkembang lebih baik. Yang tak
kalah penting adalah membangun harga diri dan citra diri si anak dengan
memberikan tantangan dan komentar yang positif dan bukannya kritik pedas yang
justru membuat si anak menjadi rendah diri dan takut menunjukan bakat dan
talenta yang dimilikinya. “Ditambah dengan aturan dan feedback (umpan
balik) yang membuat si anak merasa aman dan terlindungi, impian orangtua untuk
membuat anak mereka menjadi ajaib bukanlah sekedar mimpi”, tandas perempuan
yang berprofesi sepenuhnya sebagai ibu rumah tangga ini.
Ia
mencontohkan anak lelakinya, Timothy (8 th) yang menunjukkan berbagai talenta
yang banyak membuahkan banyak penghargaan karena penerapan pola pengasuhan yang
melibatkan orangtua secara aktif. Upaya mengembangkan bakat Timoty di bidang
musik sejak 4,5 tahun berbuah penghargaan internasional pemain piano anak- anak
berbakat.
- Menerapkan Model Pembelajaran Kecerdasan Majemuk Di Sekolah
Untuk
dapat menerapkan model pembelajaran di sekolah sebaiknya menerapkannya pada
diri kita sendiri sebagai pendidik agar memiliki pemahaman empiris
tentang teori tersebut., baru kepada anak didik. Untuk menilai kecerdasan
majemuk pada diri kita sendiri adalah melalui penilaian kinerja secara
realistis pada berbagai macam tugas, kegiatan dan pengalaman yang berkaitan
dengan setiap kecerdasan. Untuk dapat menghubungkan kita dengan pengalaman
hidup yang memanfaatkan kedelapan kecerdasan, sehingga kenangan, perasaan dan
gagasan apakah yang muncul dari proses ini bisa dibantu dengan lembar kuesioner
KM.
Teori
kecerdasan majemuk adalah model yang sangat tepat untuk melihat kekuatan mengajar
maupun untuk mempelajari wilayah-wilayah yang perlu diperbaiki. Mungkin kita
akan menghindar jika dalam mengajar harus menggambar di papan tulis, atau
enggan menggunakan bahan-bahan grafis saat presentasi karena kecerdasan spasial
kita belum cukup dikembangkan dalam hidup. Atau mungkin kita cenderung
pada strategi belajar kelompok atau kegiatan ekologis karena kita termasuk
pendidik yang interpersonal atau naturalis.
Cara-cara
penggunaan sumber-sumber kecerdasan antara lain : 1) meminta bantuan teman yang
ahli, maksudnya jika kita kehabisan akal untuk mengajar di kelas menggunakan
alat musik, karena kecerdasan musikal kita rendah bisa minta bantuan pada guru
musik atau kolega berbakat musik, 2) meminta bantuan siswa, maksudnya siswa
sering memberikan solusi dan menunjukkan kemahiran di wilayah tertentu yang
kurang dikuasai pendidik, seperti mengakses data di internet, 3) menggunakan
teknologi yang ada maksudnya gunakan daya teknis sekolah untuk menyediakan
informasi yang **1000 tidak dapat kita kuasai, contohnya jika kita bukan
pengajar yang berorientasi pada gambar bisa memutar video.
Sejumlah
pengaruh lingkungan juga berpengaruh mendorong atau menghambat perkembangan
kecerdasan antara lain : 1) akses ke sumber daya : maksudnya apabila
keluarga tidak mampu membelikan siswa piano, piano atau alat musik lain maka
kecerdasan musik tidak akan berkembang, 2) faktor historis kultural maksudnya
apabila siswa memiliki kecenderungan pada matematika banyak mendapat subsidi
maka kemungkinan kecerdasan matematika logis akan berkembang, 3) faktor
geografis maksudnya apabila siswa dibesarkan di lingkungan pertanian akan
memiliki kesempatan untuk mengembangkan kecerdasan naturalis atau kinestetis
jasmani dibandingkan siswa yang tinggal di apartemen atau kota-kota besar, 4)
faktor keluarga maksudnya bila siswa kecenderungan ingin menjadi seniman, terus
dipaksakan oleh orang tua menjadi ahli hukum maka akan mendorong perkembangan
kecerdasan linguistik tetapi menghambat kemajuan kecerdasan spasial.
Comments
Post a Comment